Panitia Praktek Kerja Industri TP 2015 – 2016

Pelindung / penasehat : Ketua Yayasan Pendidikan Pelita

Penanggungjawab          : Kepala SMK Pelita Bangunrejo

Ketua Pelaksana              : Hi. Subadrun Spdi

Wakil Ketua                       : Drs. Hi. Suhariyono

Sekretaris                           : Eka Desi Gunawati Spdi

Bendahara                          : Elisabet Lilis Setyowati Spd

Koordinator Program Studi :

  1. Paket keahlian Keuangan    : Wahyu Nugroho Spd
  2. Paket keahlian Adm Perkantoran : Drs. Joko Susilo Mpd
  3. Paket keahlian Tata Niaga : Dra. Lucia Sri Sulastri

Koordinator Adm. kesekretariatan : Listri S.kom

anggota Adm, kesekretariatan :

  1. Muji Widodo
  2. Novita Rini
  3. Yohanes Riadi ST
  4. Sukidi
  5. Suwito
  6. Jumadi

Pelaksana Humas : Muaji Bsc

Pembimbing DUDI adalah guru guru smk pelita bangunrejo

pelaksanaan prakerin tgl 9 februari 2016 s/d 9 mei 2016

guruku

eksis 1

petugas upacara

siap grak petugas upacara

SMK PELITA BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH

Rencana kunjungan industri TP 2015 – 2016 untuk kelas x akan dilaksanakan pada liburan semester genap tempat kunjungan ke yogyakarta

selamat merehab ruang kelas belajar semoga sukses

Ujian Praktek Olah Raga TP 2012 – 2013

siswa siswi kelas XII AK TP 2012 – 2013 mengikut ujian praktek olah raga

3 ak 2012 - 2013 2

Pandangan Kepemimpinan

Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;

Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
Pemahaman materi;
Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman
Mengajar materi kepada orang lain;
Mengaplikasikan prinsip-prinsip;
Memonitoring hasil;
Merefleksikan kepada hasil;
Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
Pemahaman baru; dan
Kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
Kemauan dan keinginan sepihak;
Kebanggaan dan penolakan; dan
Ambisi pribadi.

Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

Manajemen Kuda Mati

Sebuah kearifan antik mengatakan: “Kalau Anda tahu sedang menunggang kuda mati, adalah arif jika Anda turun dan cari kuda lain yang hidup”. Tetapi, dalam manajemen modern, seperti pada organisasi pemerintah daerah, sering tampak diterapkannya “Manajemen Kuda Mati” dengan gejala – gejala yang di rasakan sebagai berikut :

Mencambuk kuda lebih keras dan bertubi-tubi agar ia mau berlari”. Kalau ada kegagalan, pengendalian yang lebih ditingkatkan, dan orang-orang barsalah kian dihukum sebagai “kambing hitam”.
Membentuk panitia khusus untuk mempelajari masalah dan “menemukan cara yang benar menunggang kuda mati”.
Mengadakan studi banding untuk mengetahui “bagaimana orang lain menunggang kuda mati” di lain tempat.
”Merekrut penunggang baru” yang diduga lebih ahli dalam “menunggang kuda mati”.

Pesan : Jika organisasi tidak berjalan seperti yang diharapkan, sebabnya mungkin terletak pada pimpinan organisasi dan sistem organisasi yang diterapkannya, bukan pada peraturan yang ada dan para anggota organisasi

Pengumuman

bagi raport tanggal 15 desember 2012, libur semester ganjil TP 2012/2013 dimulai tanggal 16 desember 2012 sampai dengan tanggal 1 januari 2013

SMK PELITA BANGUNREJO

PROGRAM KEAHLIAN

– PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI
– PROGRAM KEAHLIAN PERKANTORAN
– PROGRAM KEAHLIAN PEMASARAM